Kompetensi:
Merawat, menyetel, memeriksa dan mendiagnosa
kerusakan sistim pengapian konvensional
Struktur
Tulisan Dalam Pencapaian Kompetensi
Diskusi
dan evaluasi
Gangguan
dan cara mengatasi
Merawat
dan menyetel sistem pengapian
Menguasai
konsep dan fungsi komponen
Menguasai
konsep dan fungsi sistem pengapian
A. MENGUASAI
KONSEP DAN FUNGSI SISTEM PENGAPIAN
1. Fungsi Sistem Pengapian
a. Menghasilkan
percikan api yang kuat pada celah busi, guna memulai proses pembakaran campuran
bahan bakar dengan udara di dalam ruang bakar
b. Saat
pengapian (saat perciakan api pada busi) harus tepat
c. Saat
pengapian sesuai dengan putaran dan beban mesin
2. Konsep
Percikan Api Pada Busi
Gambar 1.
Petir menghasilkan percikan api
Petir menyambar pohon atau rumah menyebabkan rumah terbakar. Petir
terjadi akibat perpindahan electron pada awan dengan tanah yang mempunyai perbedaan potensial yang
tinggi, sehingga mampu melewati tahanan udara yang sangat besar.
Gambar 2.
Hubungan celah busi dengan tegangan yang diperlukan
Untuk
menghasilkan percikan api pada pada celah busi diperlukan tegangan yang sangat
tinggi. Hubungan celah busi dengan tegangan yang dibutuhkan dapat dilihat pada
gambar 2. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa untuk celah busi 0,6 mm
diperlukan tegangan minimal 10.000 Volt atau 10 kV. Sedangkan untuk celah 0,8
mm) diperlukan tegangan minimal 15.000 Volt atau 15 kV.
3. Prinsip Menghasilkan Tegangan Tinggi
Sumber energi listrik yang digunakan pada sistem kelistrikan
otomotif dengan tegangan 12 Volt,
padahal busi memerlukan tegangan yang sangat tinggi, untuk merubah tegangan 12
V menjadi tegangan tinggi diperlukan Step-Up Trafo, pada sistim pengapian
step-up trafo adalah koil pengapian (ignition coil).
Gambar 3. Prinsip
induksi
Saat
kontak ON maka arus listrik mengalir ke primer, inti koil menjadi magnet. Saat
kontak OFF, arus listrik mengalir ke primer koil terhenti, kemagnetan hilang,
maka terjadi induksi pada skunder koil yang ditunjukkan pada voltmeter. Besar
induksi tergantung dari:
E = N
. d Ø/dt
E =
tegangan induksi ….. Volt
N =
jumlah gulungan
d Ø =
jumlah perubahan garis gaya
magnet …… Weber
dt =
perubahan waktu
4.
Rangkaian Sistem Pengapian Konvensional
Rangkaian sistem pengapian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
- Rangkaian tegangan rendah (Primer), terdiri dari komponen:
1) Baterai
berfungsi sebagai sumber energi listrik
2) Kunci
kontak untuk memutus dan menghubungkan listrik pada
rangkaian atau menghidupkan dan mematikan sistem
3) Primer
koil untuk menghasilkan kemagnetan pada inti koil,
4) Platina
(contact point) berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan
aliran listrik pada primer koil, saat hubung inti koil menjadi magnet, saat
putus terjadi tegangan induksi
5) Kondensor
berfungsi untuk menyerap tegangan induksi primer koil, sehingga percikan pada
kontak platina kecil, platina lebih awet, induksi tegangan tinggi kuat.
6) Kabel berfungsi sebagai penghantar
aliran listrik pada komponen sistem pengapian
Gambar 4. Rangkaian sistem pengapian
- Rangkaian tegangan tinggi (skunder), terdiri dari :
1) Sekunder
koil berfungsi untuk menghasilkan tegangan induksi yang
sangat tinggi ( 15.000 – 30.000
Volt) saat platina mulai membuka